Ulang Tahun dan Kematian

Habis baca koran dan sarapan,  saya periksa HP. Ada sms masuk dari Tavip, kakak saya. Isinya: “Hari ini 26 february  peringatan  wafatnya ayah n ultahnya Rakhmat. Jg lupa ngaji yaasin n kirim sms u dia.”

Ya, hari ini,  26 Februari 2009, tepat sembilan tahun  meninggalnya ayahanda kami.   Hari ini juga bertepatan dengan ulang tahun kakak saya, Rakhmat.

Entah kebetulan atau memang sudah ditakdirkan  oleh Yang Mahakuasa,  meninggalnya beberapa  anggota keluarga kami bertepatan dengan ulang tahun anggota keluarga yang lain.

Bila wafatnya ayah bertepatan dengan ulang tahun Rakhmat, wafatnya ibunda kami  pada 7 Januari 2009 bertepatan dengan ulang tahun Amelia,  keponakan saya. Pada  hari itu, bocah tersebut bertambah umurnya jadi 6 tahun.

Belum lama berselang, tepatnya 15 Februari 2009,   seorang paman wafat di Jakarta. Selidik punya selidik, ternyata hari itu bertepatan pula dengan  ulang tahun salah seorang sepupu saya.

Itulah misteri kehidupan. Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang  bertambah umurnya, ada    yang habis umurnya.  Bertepatan pula waktunya pada  tanggal yang bersamaan.

Semoga berpulangnya  orangtua dan para sesepuh  membuat  kami sekeluarga  selalu ingat akan kematian, yang cepat atau lambat akan menjemput kita semua.

Gosip di Kuis Dinihari

Infotainment tak ada yang tayang  dinihari. Tapi informasi  dari infotainment bisa menjadi pertanyaan di kuis dinihari.

Salah satu pertanyaan pada kuis  dinihari di TPI, Selasa (24/2), adalah: Artis yang digosipkan berpacaran dengan Tommy Soeharto? Jawabannya: a. Andi Soraya,  b. Catherine Wilson.

Entah karena ngantuk, tidak   mengikuti  dari awal, atau  bukan termasuk pemirsa infotainment,  tiga peserta, masing-masing dari Makassar, Nias, dan Palembang, salah menjawab. Ketiganya menjawab Andi Soraya.

Bahkan ada yang tidak pede  waktu menjawab. “Nggak tahu, nggak tahu, yang A kali (Andi Soraya)…,” kata peserta  dari Nias.

Karena empat peserta (satu peserta  terputus sambungan telepon-nya), tak ada yang benar menjawab, host kuis tersebut,  Sarah, berbaik hati membuang  pertanyaan yang salah.  Tinggal ada satu jawaban tunggal: Catherine Wilson.

Akhirnya seorang peserta  dari Jakarta  bisa menjawab dengan benar, dan mendapat  hadiah uang tunai Rp 2 juta.

Yah, itulah uniknya  kuis dinihari. Pertanyaan yang terbilang mudah sekalipun belum tentu bisa dijawab dengan benar.  Tapi  pengelola kuis ini cukup bermurah hati  karena  mau  membuang jawaban yang salah.

Sekarang  terpulang ke  pesertanya. Tahan melek atau tidak. Kalau keburu terlelap,  jawaban  tunggal  itu  bakal terlewatkan.

Janji Bertemu

Kamis lalu  saya pulang ke Bandar Lampung untuk  memperingati 40 hari wafatnya  ibunda.  Jumat, setelah ziarah ke makam ibunda,  ada sms masuk.  “Sdh di Lampung?”

Pengirim sms itu  seorang teman semasa SMP, SMA hingga kuliah,   yang tinggal di Bandar Lampung. Sebelumnya   kami sempat  chatting di YM,  dan saya informasikan kepadanya  bahwa Kamis saya  mau  ke Bandar Lampung.

“Gw nyampe semlm,” jawab saya.

“Oke ntar ktm ya. Kpn yg gak ganggu acr lu?”

“Any time. Gw gak ada acara.”

“Ok.”

Setelah Jum’atan,  Bandar Lampung diguyur hujan deras.  Saya tak yakin teman tersebut  akan datang ke rumah.  Ternyata benar. Hingga Jumat malam  tak ada juga kabar darinya.

Saya  pikir dia  akan menghubungi saya Sabtu. Tunggu punya tunggu tak ada juga  telepon atau sms. 

Sabtu malam,  keluarga kami   mengadakan  peringatan 40 hari wafatnya ibunda. Jika teman itu  menghubungi, akan saya undang untuk menghadiri acara itu. Tapi tak ada juga kabar darinya.

Hingga saya kembali ke Jakarta, Minggu pagi,  teman satu itu tak ada kabar beritanya.

Ya, sudah. Mungkin dia  ada kesibukan lain, atau  bisnis yang tak bisa ditinggalkan.   Semoga di lain waktu  kita bisa jumpa kembali.

Bekal Menuju Keabadian

Gerimis  di kala subuh membuat saya kembali tidur usai salat subuh. Sekitar jam 6, telepon di rumah berdering.  “Siapa pula pagi-pagi sudah telepon,” kata saya dalam hati.

Karena telepon sudah diangkat  oleh pembantu,  saya tetap  bermalas-malasan di tempat tidur. Tak lama kemudian  pembantu memanggil. Rupanya  telepon  dari  Tavip, kakak saya.

Setelah  berbasa-basi dan ketawa-ketiwi, Tavip menyampaikan berita duka.  Putra   salah seorang tante kami  meninggal dunia. Usianya  20-an tahun. 

Trenyuh hati saya mendengar berita duka itu. Sebab tante  tersebut sudah menjanda, dan salah seorang putranya  juga sudah mendahuluinya menghadap Sang Khalik. Jadi, hingga hari ini, dia sudah ditinggal  selamanya oleh tiga orang terdekatnya.

Tiga hari lalu,  kami juga baru kehilangan salah seorang paman yang berpulang ke rakhmatullah  dalam usia 78 tahun.  Bulan lalu, ibunda saya tutup usia  tepat sepekan setelah dia berulang tahun ke 76.    

Kematian itu pasti adanya. Tak bisa ditolak walau kita sembunyi di tempat paling rahasia sekali pun. 

Maut  bisa datang menjemput siapa saja tanpa pandang bulu. Besar-kecil, tua-muda,  pria-wanita, kaya-miskin, bila sudah waktunya  dipanggil menghadap  Ilahi,  harus memenuhinya.

Saya jadi teringat saat  mengurus jenazah paman  di RS Pertamina Pusat, Minggu (15/2). Setelah  jenazah beliau  selesai dimandikan dan disalatkan, datang lagi satu jenazah. Dari namanya,  jenazah itu  adalah seorang pria dewasa.  Saya tak tahu berapa umurnya. Bisa 50-an, 60-an, atau 70-an seperti  almarhum paman.

Keluarga  jenazah tersebut  rupanya  akan memandikan  dan menyalatkan almarhum   di rumah duka. Setelah ambulance datang, jenazah  itu  diberangkatkan.

Tak lama setelah ambulance bertolak, datanglah serombongan orang ke kamar jenazah.   Berada paling depan dalam rombongan itu seorang pria. Kedua tangannya terjulur ke depan, dan di atasnya ada sesuatu yang tertutup kain.

Setelah  masuk ke kamar jenazah, bisa dipastikan kalau   pria  itu  membawa  jenazah bayinya. Entah berapa  hari umur bayi tersebut.  Tapi kalau dilihat dari ibunya  yang masih memakai pakaian wanita hamil,  bisa jadi umurnya baru 1-2 hari.

Saya tercenung menyaksikan  rangkaian kematian itu. Dua pria dewasa dan seorang bayi dalam waktu berdekatan  dipanggil kembali menghadap  Ilahi Rabbi.

Siap tak siap,  mereka harus memenuhi   panggilan itu. Entah kapan ajal menjemput, kita tak tahu  waktu dan tempatnya. Semua rahasia Allah.

Dalam acara takziah di rumah paman,  seorang ustad berpesan: kematian  tak perlu ditakuti karena    itu sudah pasti. Yang perlu ditakuti adalah bila kita mati tanpa membawa bekal yang cukup  untuk hidup di alam keabadian.  

Pesan itu terus terngiang di telinga. Sudah cukupkah bekal yang akan kita bawa saat kembali ke  Sang Pencipta?

Gaji PNS

Ini berita gembira buat pegawai  negeri sipil (PNS).  Gaji terendah  bagi PNS tahun 2009   dinaikkan menjadi Rp 1,04 juta per  bulan,  yakni  untuk PNS  golongan I A dengan masa kerja nol tahun.

Sementara gaji tertinggi  Rp 3,4 juta  per bulan, yakni untuk   PNS golongan IVE  dengan masa kerja  32 tahun.

Ketentuan itu   tertuang dalam PP No 8/2009 tentang  Perubahan Kesebelas PP No 7/1977 tentang Peraturan   Gaji PNS. 

Sebelum kenaikan,  gaji PNS  golongan IA  dengan masa kerja   nol tahun  sebesar Rp  910.000 per bulan. Sedangkan gaji   PNS golongan   IVE dengan masa kerja 32 tahun   sebesar Rp 2,91 juta per bulan.

Meski  PP No 8/2009  ditetapkan 16 Januari 2009, kenaikan   gaji ini  berlaku surut  sejak 1 Januari 2009.

Bagi PNS aktif,  kenaikan gaji itu mulai bisa dirasakan   pada bulan Maret.   Sementara bagi para pensiunan,  kenaikan itu baru bisa   dirasakan  setelah Maret.

Sebagaimana dilaporkan Kompas, Senin (16/2),  selain kenaikan gaji sebesar 15%, PNS, anggota Polri, prajurit TNI, dan para  pensiuan   PNS,   TNI serta Polri juga akan mendapat gaji ke-13. 

Meski kebijakan ini bersifat populis, pemerintah tak akan kesulitan memberikan argumen bila ada  yang mempertanyakan dikeluarkannya kebijakan  menaikkan gaji PNS  menjelang pemilu dan pilpres.

Sebab, perubahan besaran gaji PNS  itu  sesuai perintah   UU No 41/2008   tentang APBN  2009, yakni pemerintah dan DPR  sepakat menaikkan    gaji PNS,  prajurit TNI,  anggota Polri,  dan pensiunan PNS, TNI, serta Polri sebesar 15% pada 2009.

Kebijakan ini  pasti disambut gembira para PNS. Namun pemerintah perlu  menyiapkan strategi untuk meredam kenaikan harga.

Berdasarkan  pengalaman-pengalaman sebelumnya, harga-harga  ikut bergerak naik setelah   pemerintah mengumumkan kenaikan gaji PNS. 

Jadi, agar kebijakan ini tidak didului  kenaikan harga,  pemerintah, khususnya Departemen Perdagangan, perlu menyiapkan strategi  untuk  menjaga stabilitas harga, khususnya sembako.

Kegembiraan para PNS, juga rakyat pada umumnya,  akan makin bertambah   jika  harga BBM bisa  kembali turun.  Kapan?

Belajar Bisnis dari Etnik Tionghoa

Judul  buku: Mengikuti   Jejak Bisnis Menggiurkan Orang Tionghoa

Penulis:  Liem Yoe Tjwan

Penerbit: Visi Media,  Desember 2008

Tebal: viii + 116 halaman

bisniss

Etnik  Tionghoa terkenal piawai  berbisnis. Di mana pun mereka berada,  bisnis/dagang adalah profesi utama. Dan banyak yang  sukses.  Apa kiatnya?

Buku ini ditulis  oleh  Liem Yoe Tjwan.  Di dalamnya,  Tjwan  mengungkapkan beberapa hal  menyangkut bisnis  etnik Tionghoa, seperti prinsip-prinsip menjadi kaya, dan  berbagai investasi  yang menjadi  pilihan mereka untuk mengembangkan  pundi-pundi hartanya.

Menurut dia, ada tiga prinsip utama yang menjadi resep sukses finansial  etnik  Tionghoa. Yakni,   kerja keras, hidup  hemat, dan investasi.

Selain itu, ada pula  25 prinsip penunjangnya. Antara lain,  prinsip   harus bisa,  wirausaha,     memulai dari kecil,  harus bisa  dipercaya,   tidak mudah percaya, tidak mudah membuka  diri, dan pandai berhitung.

Sementara jenis-jenis investasi yang dia bahas adalah emas, valuta asing,  saham,   properti,   tanah, bangunan gedung,   barang produktif,  pabrik,  dan pendidikan.

Dari  berbagai jenis investasi di  atas, dia merekomendasikan  emas dan saham sebagai pilihan investasi  yang perlu dipertimbangkan di saat perekonomian  global dalam situasi krisis seperti sekarang.

Menyangkut emas, dia merujuk pada gejolak finansial  beberapa waktu lalu. Setelah gejolak itu berakhir,  harga minyak turun   hingga mencapai US$ 40 per barel,   sementara harga  emas hanya turun hingga kisaran  level US$ 750 per troy ons.

Ketika harga   minyak naik,  harga emas ikut naik dan ketika harga   minyak turun,   harga emas juga turun. Tetapi penurunannya  tidak sebanding.  Harga minyak turun hingga 70%, sedangkan    harga emas hanya turun sekitar 25%.

Untuk saham,   dia menilai, di masa krisis saham-saham consumer goods  akan  tetap eksis. Sebab,  apa pun keadaan ekonominya,  setiap orang akan tetap menggunakan barang-barang konsumtif seperti sabun, sampo, atau pasta gigi.  (hal 110-111)

 Dari namanya  sudah terlihat kalau  Tjwan  berasal dari etnik  Tionghoa.  Jadi tidak heran bila dia mengetahui  kultur dan perilaku bisnis  etnik tersebut.

Kita bisa saja tidak sependapat dengan  pendapatnya tentang jenis investasi dan bisnis  yang   tetap eksis  di masa krisis seperti sekarang. Namun masukan-masukan tersebut bisa jadi bahan pertimbangan sebelum  mengambil keputusan.

Karena ditulis seorang Tionghoa, dan banyak  menggambarkan keutamaan dan keunggulan etnik Tionghoa dalam berbisnis,   prasangka  rasial harus dijauhkan saat membaca  buku ini.

Lagi  pula  sukses finansial tidak mengenal ras. Siapa  yang  lebih lihai,  dia yang akan sukses. Tentu saja    harus melalui jalan yang  terhormat, tanpa  ada unsur tipu-menipu.

Minta Isikan Pulsa

Lagi asyik  browsing di internet, hp bergetar. Ada telepon masuk dari nomor +6281937224xxx. Begitu diangkat, mati.

Tak lama kemudian ada sms masuk. Pengirimnya  sama  dengan yang  tadi miss call. Isinya, “Maaf gnggu, sy  ARYADI dr PAMEKASAN, sy mo minta tlong, mhon  keikhlasnx iskn  pulsa sy. Berapa ja seikhlasx. sy lg  btuh uang, rncnax pulsax akn sy jual, balas ya! trmksh.”

Saya sempat jengkel terima sms tersebut. Sudahlah  pengirimnya tak  dikenal, isinya minta isikan pulsa pula.

Tapi, namanya juga sms nyasar, ngapain pula ditanggapi.  Buang-buang energi! Mending ditulis saja di blog ini.

Teman Pertama

Sudah  empat bulan saya bergabung di Facebook (FB), situs pertemanan yang tengah populer di Indonesia.  Sudah  lumayan banyak teman, baik teman baru maupun lama,   dalam  daftar teman saya. Banyak di antara mereka yang saya ajak  berteman, dan tak sedikit pula  yang mengajak  saya berteman.

Di antara  mereka  yang mengajak berteman, ada satu  yang  membuat  saya surprise.  Teman tersebut, Syamsul Qomar, adalah teman  waktu SMA dulu.  Sudah belasan tahun  kami tak bertemu.

Kenapa surprise?  Sebab saya adalah  teman pertama dia di FB. Sebagai  apresiasi saya  atas  pertemanan dengannya, saya menulis di dinding Syamsul.

“Selamat datang di Facebook. Satu kehormatan buat gw jadi teman pertama lu di FB. Banyak teman SMA 2 di sini. Gimana kabarnya? Sekarang di mana? Pasang foto dong biar teman-teman tau tampilan lu yang teranyar.”

Tak lama kemudian tiba balasan darinya. “Rud, gue baru bergabung FB karena beberapa teman gue bilang kalau mau mencari teman lama masuk aja di FB, nyatanya benar gua ketemu elu. BTW elo gawe dimana sekarang ……”

” Gw tinggal dan kerja di Jkt. Ente masih sering ke Lpg?”

“Rud, gue sekarang di Cirebon, gue kerja di RST  Ciremai n jadi dokter perusahaan Indocement Cirebon, udah lama ya kita engga’ ketemu….mungkin ada 20 tahunan ya..
gue kalau balik ke lampung engga’ pernah lama paling lama 3 hr itu juga pas lebaran, jadi engga sempat kunjungi teman-teman.”

Itulah   penggalan dialog  antara saya dan  Syamsul Qomar,  seorang teman yang menemukan saya  di FB, dan menjadikan saya  sebagai teman pertamanya di situs pertemanan tersebut.

Saya sendiri sudah lupa  siapa orang yang saya jadikan teman pertama di  FB.  Mungkin bagi orang tersebut, kalau dia masih ingat,   tak ada yang istimewa dengan terpilihnya dia sebagai teman pertama saya  di  situs  itu.  Lagi pula saya  bukan siapa-siapa. Bukan selebritis,    pejabat,  pengusaha,  atau politikus top.

Tetapi, bagi saya, orang seperti Syamsul Qomar yang sudah berupaya mencari teman  lama  dan menemukannya  di FB,  perlu diberi apresiasi.  Apalagi  antara saya dan dia terpisahkan oleh jarak yang  cukup jauh.  Jadi tidak bisa setiap saat  berjumpa  secara langsung.

Saya berharap lebih banyak lagi  teman seperti Syamsul   yang bergabung di  FB.  Walau tak bisa bertemu langsung, saling sapa di  dunia maya  sudah   bisa menjadi media   untuk  menyambung silaturrahmi yang telah  terputus  sekian lama.

Jangan Lupa Bawa KD!

Satu sms  mampir ke HP saat saya lagi  santai di  rumah.  Isinya, “Jangan lupa bawa KD!”

 Pengirimnya  tak saya kenal. Jadi ini  sms nyasar. Tapi  isinya  bikin  penasaran. Sebab, setahu saya,  KD adalah  inisial penyanyi cantik Krisdayanti.

“Mau dibawa ke mana si-KD ini?” tanya saya dalam hati.  Apa si  pengirim sms menganggap saya  ini  suaminya KD? 

Karena penasaran, segera saya telepon seorang teman, yang terbilang anak  gaul. Setelah  berbasa-basi sebentar,  langsung saya tanya kepada teman tersebut. “Selain Krisdayanti, apa lagi arti  inisial KD?”

“Ha ha ha ha…….,”  teman  tersebut  tertawa terbahak-bahak.

Kok, lu malah  ketawa gitu?” tanya saya lugu.

 “KD sering juga dipake buat kode untuk kondom,” jelasnya.

Oalah,  betapa lugunya saya. Jadi itu  yang dimaksud si pengirim  sms nyasar tadi.  Rupanya dia mengingatkan  teman kencan/pacarnya untuk membawa karet KB tersebut.

Wah, mau “bergulat” di mana mereka?

Promosi Valentine

Momen hari Valentine yang jatuh  Sabtu mendatang dimanfaatkan pengirim sms untuk berpromosi.

Sebuah sms dari nomor +6281910875418 mampir di hp saya. “mau makan  ala CANDLE LIGHT DINNER bersama doi  di hari  valentin?? ketik: REG CINTA  kirim SMS ke  6788 bisa  dapet  HP juga loh. info lengkap  di Tab.  BUYERS GUIDE.”

Dari dulu saya  tak pernah  peduli, apalagi mau merayakan, yang namanya  hari Valentine. Oknum pengirim  sms tersebut  juga  tak saya kenal.    

Buat saya, sms seperti ini wajib hukumnya untuk diabaikan. Apalagi isinya  bujukan untuk registrasi di nomor 6788. Meski ada iming-iming berhadiah hp, ajakan  itu bakal menguras  pulsa.

Jadi, sekali lagi,  harus  diabaikan!!!!