Hujan Duit di Serang, Hujan Pukulan di Monas

Tiga  dekade yang lalu,  seorang pedangdut bernama Latif M sudah   mendendangkan lagu Hujan Duit. Kala  itu saya  masih bocah. Dalam  imajinasi saya, saat hujan duit terjadi,  berbondong-bondong manusia   datang ke  tempat duit turun dari langit, lalu mereka  berebut tanpa peduli harus saling sikut,  injak,  dan  tindih, guna mendapatkan duit dari langit.

 Nama  Latif  M  sendiri  sudah tak terdengar lagi. Entah   masih berkiprah di  musik dangdut  atau  sudah  pensiun.  Kalau  dia menonton tv  atau    membaca koran yang mewartakan berita tentang “Hujan Duit di Serang”, pasti  Latif  akan bangga karena  lagu yang dia  dendangkan tiga  dekade lalu  menjadi kenyataan.

Hujan duit terjadi  Minggu (1/6), tepatnya  di Lapangan Grup  I Kopassus di Desa Drangong, Kecamatan Taktakan, Serang, Banten.  Adalah Tung Desem Waringin, seorang motivator andal, yang punya  ide  menebar  duit  dari pesawat udara.

Semula  dia akan menebar  duit  di Jakarta, tapi tak mendapat izin dari kepolisian karena   pada saat yang sama banyak  terjadi event yang mengerahkan massa dalam jumlah banyak. 

Seperti diwartakan Indo Pos, Senin (2/6),  ratusan warga saling dorong   dan saling  tindih  saat uang    yang diklaim  berjumlah Rp 100 juta   ditumpahkan Tung   dari pesawat    ke Lapangan Grup I Kopassus.

Tung    dengan 10 kantung    besar berisi uang   kertas menaiki  pesawat  Jabiru, berangkat  dari Lapangan Udara Pondok Cabe, Jakarta.   Di badan pesawat tertulis judul buku terbaru Tung, Marketing Revolution, dengan huruf  kapital berwarna biru.

Tepat pukul 9.25  WIB, kantung pertama  dijatuhkan. Blur…. dan uang-uang itu pun  berhamburan. Warga langsung berebut. Sayang, angin  yang berembus   kencang  membuat uang-uang itu  mengarah ke luar lapangan.

Sepuluh menit kemudian, kantung kedua diterjunkan. Kali ini  pesawat terbang  lebih rendah.   Dengan demikian,   sebaran uang  terpusat di lapangan. Aksi saling berebut tak   terelakkan. Puluhan orang saling menindih, panitia puntang-panting  meredakan   ketegangan.

Bila di Serang  hujan duit membuat  orang berebut  dan rela  beradu fisik untuk mendapatkan duit dari langit,  yang terjadi di lapangan  Monas lain lagi. Di sana,  sekelompok massa yang   menamakan diri Aliansi Kebangsaan  untuk   Kebebasan Beragama  dan Berkeyakinan (AKKBB), yang akan menggelar Apel Akbar bertema  Selamatkan Indonesia Kita,    diserang  kelompok massa lain  yang menggunakan seragam putih-putih, bertopi putih,  dan mengenakan rompi  bertuliskan Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam. 

Namun keterlibatan FPI dalam aksi penyerangan  itu dibantah oleh Munarman. Menurut bekas Ketua YLBHI itu,  massa yang melakukan penyerangan adalah Komando Laskar Islam, yang menghimpun beberapa ormas Islam, termasuk FPI.

“Aksi ini dilakukan  karena   mereka (AKKBB)  membela  Ahmadiyah.  Padahal Ahmadiyah  jelas-jelas organisasi   kriminal yang   harus dibubarkan.  Jika pemerintah tidak   bertindak,  maka kami  yang  akan maju,” kata Munarman.

Aksi  penyerangan itu menuai kecaman dari berbagai pihak. Bahkan kalangan Islam sendiri   mengecam keras aksi tersebut. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menilai,  aksi tersebut jelas   termasuk tindak kriminal dan merusak citra Islam.   Karena itu, tindakan tersebut harus   diusut    dan pelakunya dikenai sanksi hukum.

Sementara Wakil Ketua Badan Koordinasi  Pengawasan Aliran  Kepercayaan  Masyarakat (Bakorpakem)   menyatakan, aksi itu tak bisa diterima akal sehat. “Kami minta aparat  (kepolisian) mengusut  sekaligus   menindak pelaku kekerasan,” katanya.

Pernyataan lebih keras datang dari  Gerakan Pemuda (GP) Ansor. “FPI  harus dibubarkan    karena tindak kekerasannya  sudah terlalu jauh,”  Sekjen GP Ansor Malik Haramain menegaskan.  

Apa pun alasannya,  tindak kekerasan yang dilakukan  Komando Laskar Islam tidak bisa dibenarkan. Apalagi yang mereka serang adalah massa yang  tengah melakukan aksi damai tanpa kekerasan.

FPI, sebagai salah satu unsur yang terlibat dalam aksi kekerasan itu,  harus  mawas diri karena  keterlibatan  mereka dalam berbagai aksi kekerasan  dengan menggunakan simbol agama, semakin membuat masyarakat antipati terhadap organisasi ini. Bahkan ada yang menginginkan FPI dibubarkan!

Begitu pula dengan AKKBB.  Mereka juga  perlu mawas diri karena  sebelum menggelar aksi,  mereka telah   menerbitkan iklan  setengah halaman di media massa,  yang isinya  mengecam  kelompok-kelompok  yang   menyerang Ahmadiyah  dan menginginkan   Ahmadiyah dilarang di Indonesia.

Iklan yang mencantumkan puluhan nama tokoh  pendukung AKKBB tersebut dinilai berisikan provokasi untuk melawan aksi-aksi yang     akan mengancam  kemajemukan, serta kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Jangan gunakan aksi kekerasan, jangan  lakukan provokasi, dan jangan pula mau terprovokasi! 

Pemerintah harus tegas. Segera putuskan nasib  Ahmadiyah, dan segera tindak para pelaku kekerasan, baik terhadap  massa Ahmadiyah maupun AKKBB!  

Rumah Wakil Rakyat Dirampok

Rampok makin ganas dan tak pilih  korban. Kali ini yang jadi sasaran adalah  rumah  Anggota  DPR Hakim Sorimuda Pohan (65)  di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.  Kerugian diduga mencapai miliaran rupiah. Namun hal itu dibantah Hakim.

“Memang  ada  cek perjalanan  milik istri saya,  tetapi itu  sisa 20 tahun lalu. Juga   tentang perhiasan yang  hilang,  itu simpanan masa lalu. Tak banyak.  Uang yang hilang juga  cuma uang  yang disisihkan  pengeluaran bulanan,” katanya  seperti dikutip Kompas, Sabtu (10/5).

Menurut Hakim,  kabar yang menyebutkan  bahwa  dia kehilangan   harta benda yang nilainya   sampai miliaran rupiah menyudutkan   dirinya.

“itu berita  menyesatkan, yang mau   menyudutkan   saya sebagai anggota   DPR,” tegasnya.

Perampokan terjadi  pada Jumat (9/5), sekitar pukul 10.00, ketika  pembantu rumah tangga (PRT)  hanya seorang diri   di rumah tersebut.   Dua laki-laki mengetuk  pintu  dan  mengaku disuruh   majikan  si PRT  membetulkan  daun pintu   di  rumah tersebut. Kedua lelaki itu mengendarai   sepeda motor Yamaha Jupiter  warna biru.

Berdasarkan penuturan PRT kepada polisi,   satu dari laki-laki  itu lalu  menyuruh   PRT tersebut untuk membuatkan teh.  Ketika itu   satu orang lainnya  menerobos  masuk ke kamar utama dan menjarah sejumlah harta. Setelah berhasil menjarah, keduanya kabur.

Berdasarkan    catatan di kepolisian, ada  10 barang yang hilang. Yakni, enam lembar cek  perjalanan senilai  masing-masing  100 dollar Australia,  uang kontan Rp  12 juta,  uang US$ 250, emas batangan seberat 1 kg, arloji emas,  dua pasang perhiasan  emas bermatakan berlian, sepasang perhiasan emas putih,   empat gelang emas,   dua rantai emas,    dan satu liontin   berukir tulisan arab.

Melihat banyaknya  perhiasan emas yang hilang, tak heran bila  muncul spekulasi kerugian mencapai miliaran rupiah, mengingat  tingginya harga emas saat ini.

Nama  dr H Hakim Sorimuda Pohan, Sp OG, selama ini memang  tak banyak diberitakan.  Anggota Fraksi Partai Demokrat ini  duduk di Komisi IX DPR.   Dia  berasal dari daerah pemilihan  Sumatera Selatan I.   

Menurut  buku Wajah DPR dan DPD 2004-2009,  pria berusia 65 tahun ini menyelesaikan  pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI)  pada  1967.  Dia kemudian melanjutkan pendidikan   dokter spesialis kebidanan  dan kandungan   di FK UI,  dan tamat pada 1975.

Sejak 1969 dia  berkarier  sebagai dokter   FK UI. Setelah merampungkan pendidikan  spesialisnya,  kariernya meningkat menjadi   dokter  spesialis kebidanan  dan kandungan FK UI.  

Gelombang Tinggi

 Salat isya telah usai. Para jemaah rehat sejenak karena sebentar lagi majelis zikir akan dimulai. Tiba-tiba HP Ismet bergetar. Rupanya teman sekantornya yang menelepon. “Asalamualaikum,” kata Ismet membuka percakapan.

“Waalaikumsalam. Pak Ismet, saya sedang di kapal mau ke Lampung. Mohon bantuan doanya.”

“Memangnya kenapa?”

“Ombak di Selat Sunda tinggi sekali. Para penumpang sudah diperintahkan untuk memakai pelampung. Sekarang lagi pada rebutan pelampung. Saya takut terjadi apa-apa dengan kapal ini.”

“Oke, kebetulan saya lagi di musalla. Sebentar lagi majelis zikir akan dimulai. Nanti kami doakan.”

“Terima kasih. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Pembicaraan di atas terjadi Kamis malam pekan lalu. Saat itu ombak di Selat Sunda memang tinggi sekali, dan cipratannya sampai membasahi geladak kapal, sehingga tak heran bila awak kapal memerintahkan para penumpang memakai pelampung.

Saya tak bisa membayangkan kepanikan yang terjadi di kapal, khususnya di dek bawah, mengingat ada penumpang bus yang tetap di dalam bus. Apakah mereka tahu perintah pakai pelampung tersebut? Kalau pun tahu, mereka pasti tergopoh-gopoh turun dari bus untuk mencari pelampung, yang mungkin sudah habis diperebutkan penumpang lainnya.

Sejak pekan lalu arus penyeberangan Merak – Bakauheni menjadi tersendat. Bukan karena lonjakan penumpang dan kendaraan. Tapi otoritas pelabuhan melarang kapal-kapal kecil berlayar mengingat gelombang tinggi. Akibatnya, jumlah kapal yang berlayar berkurang. Waktu tempuhnya juga bertambah lama. Biasanya Merak-Bakauheni bisa ditempuh sekitar dua jam, kini menjadi tiga jam. Belum lagi waktu bongkar muatnya bertambah lama karena ombak tinggi membuat kapal sulit bersandar.

Media Indonesia, Rabu (2/1), menurunkan tulisan berisi imbauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) agar kapal-kapal tidak berlayar antara 2-5 Januari karena tingginya gelombang laut di perairan Indonesia. Gelombang laut setinggi 3-4 meter diperkirakan terjadi di perairan barat Pantai Sumatera, Bengkulu, Lampung, barat daya Selat Sunda, perairan selatan Jawa, Bali, NTT, NTB, Laut Sawu, Laut Timor, Pontianak, Selat Karimata, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.

Sementara gelombang laut setinggi 4-7 meter terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Banda, Laut Kai dan Tanimbar, Arafura, Aru, dan Merauke.

Membaca berita tersebut saya jadi teringat kejadian yang menimpa temannya Ismet di atas. Padahal waktu itu belum ada imbauan BMG untuk tidak berlayar. Setelah keluar imbauan itu, masih adakah kapal yang berani berlayar di Selat Sunda, dan perairan lainnya?

La haula wala quwwata ila billahil aliyil azim. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah.