Terkaya di Indonesia

Berniaga selama 65 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Selama enam dekade, sudah tiga generasi yang mengelola usaha yang dirintis Ahmad Bakrie tersebut. Sang perintis telah tiada, kini anak dan cucunya yang meneruskan usaha keluarga. Hasilnya, keluarga Bakrie, yang memiliki aset sebesar US$ 5,4 miliar (Rp 50 triliun), dinobatkan majalah Forbes sebagai yang terkaya di Indonesia tahun 2007.

Bicara keluarga Bakrie, fokus akan tertuju pada sosok putra sulung Ahmad Bakrie, Aburizal Bakrie (Ical). Sejak muda dia sudah dilatih ayahnya untuk menjadi pengusaha. Menurut pengakuannya, sejak muda dia tidak dimanja dengan harta dan fasilitas berlebihan. Begitu pula saat bekerja di perusahaan ayahnya, dia tidak langsung menjadi salah satu direksi. Tapi harus merangkak dari bawah. Dan Ical membuktikan dia mampu, sehingga akhirnya dipercaya untuk memimpin usaha keluarga mereka.

Badai krisis sempat membuat oleng bisnis keluarga Bakrie. Namun mereka tidak lari dari tanggung jawab. Kepada para kreditor, mereka minta restrukturisasi utang. Usaha tersebut berhasil, dan mereka kembali berjaya di panggung bisnis negeri ini.

Dipercaya menjadi pembantu presiden sejak 2004, Ical melepas kendali usaha kepada adik-adiknya. Anaknya, Anindya Bakrie, juga sudah dipercaya memimpin usaha di sektor media dan telekomunikasi.

Kepada publik, mereka menyatakan Ical sudah tidak lagi terlibat di Grup Bakrie.
Tapi masyarakat belum percaya sepenuhnya. Masyarakat kerap menghubungkan kejayaan Grup Bakrie dengan posisi Ical di pemerintahan. Begitu pula ketika terjadi kasus Lapindo. Posisi Ical di Bakrie kembali diungkit-ungkit.

Ini menjadi pekerjaan rumah keluarga Bakrie untuk membuktikan kepada publik bahwa keberhasilan mereka di panggung bisnis, dan menjadi yang terkaya di Indonesia, murni karena profesionalisme. Bukan karena pengaruh Ical sebagai pejabat tinggi.

Selain itu, penyelesaian kasus Lapindo juga menjadi pertaruhan citra keluarga Bakrie. Bila pembayaran ganti rugi masih berlarut-larut dan jauh dari harapan masyarakat Sidoarjo, citra yang sudah terbangun dengan baik akan tercoreng. Aib ini harus dihapus dengan kejujuran dan itikad baik untuk memberi ganti rugi yang pantas kepada para korban.

Masyarakat Sidoarjo tahunya Aburizal Bakrie dan keluarganya sebagai yang terkaya di negeri ini. Mereka tidak peduli apakah riset majalah Forbes bisa dipercaya atau tidak. Jangan biarkan masyarakat yang jadi korban lumpur Lapindo terus mencibir, “Terkaya tapi kok ganti ruginya ndak memuaskan!”